Rabu, 07 Desember 2011

PROPOSAL PENELITIAN PENGARUH MEDIA KOMPUTASI TERHADAP PENINGKATAN PEMAHAMAN SISWA PADA POKOK BAHASAN STRUKTUR ATOM DI SMA

PROPOSAL PENELITIAN PENGARUH MEDIA KOMPUTASI TERHADAP PENINGKATAN PEMAHAMAN SISWA PADA POKOK BAHASAN STRUKTUR ATOM DI SMA Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas MataKuliah Metode Penelitian Pendidikan Oleh : KELOMPOK II 1. Andi Wahyu Sudibyo NIM : 409431004 2. Lora N Tinendung NIM : 409431019 3. Ristanti NIM : 409431030 Program Studi Pendidikan Kimia JURUSAN KIMIA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI MEDAN MEDAN 2011 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Mutu pendididikan IPA, berkaitan dengan banyak faktor antara lain kompetensi guru, efektivitas proses pembelajaran, ketersediaan fasilitas pendidikan serta tingkat motivasi belajar siswanya. Namun pada kenyataannya dalam dunia pendidikan memperlihatkan bahwa pembelajaran pada umumnya bersifat ekspositoris, verbalistik dan cenderung hanya menggunakan papan tulis, kurang upaya untuk melakukan demonstrasi, eksperimen dan bentuk peragaan lainnya dalam pembelajaran (Firman,H., 2000). Mata pelajaran kimia di SMA bertujuan untuk membentuk sikap yang positif pada diri siswa terhadap kimia yaitu merasa tertarik untuk mempelajari kimia lebih lanjut karena merasakan keindahan dalam keteraturan prilaku alam serta kemampuan kimia dalam menjelaskan berbagai pristiwa alam dan penerapannya dalam teknologi. Siswa mengalami kesulitan dalam mempelajari struktur atom karena bersifat abstrak. Disamping itu pembelajaran materi tersebut selama ini lebih banyak menggunakan metode ceramah. Oleh karena itu, perlu dicari alternative model pembelajaran yang dapat meminimalkan beban hafalan dan lebih meningkatkan minat belajar pada siswa, yaitu dengan cara pemanfaatan media komputasi. Pemanfaatan media komputasi pada dasarnya merupakan suatu cara pembelajaran yang bertujuan untuk menarik minat belajar siswa dan membangkitkan rasa ingin tahu siswa melalui pengamatan terhadap materi yang ditampilkan melalui gambar-gambar slide pada layar LCD sehingga siswa dapat terlatih untuk mengeluarkan pendapat berdasarkan pengamatan mereka pada layar LCD. Dari pengamatan langsung siswa dapat menggali sendiri suatu konsep yang ingin dicapai dalam suatu pembelajaran dan bahkan lebih dari itu, yaitu menimbulkan suatu sikap yang positif terhadap sains (ilmu pengetahuan) disamping tumbuhnya jiwa kooperatif serta tanggung jawab pada diri siswa, dan dengan demikian hasil belajar siswa-pun akan meningkat (Henderleiter dan Pringle, 1999). Dengan media ini diharapkan siswa dapat melahirkan kerangka pemikiran, sikap mental dan keterampilan yang berkualitas dan seimbang yang memilki kecakapan hidup dalam bidang kimia. Berdasarkan latar belakang yang telah dijelaskan diatas maka penulis bermaksud mengadakan penelitian tentang “Pengaruh Media Komputasi terhadap Peningkatan Pemahaman Siswa Pada Pokok Bahasan Struktur Atom di SMA pada tahun ajaran 2011-2012” Penelitian ini telah dilakukan oleh orang lain sebelumnya, salah satunya dilakukan oleh Muhyono (2001) dalam penelitiannya yang berjudul ”Peningkatan Minat Belajar Siswa Kelas XII MAN Terhadap Pembelajaran Kimia Dengan Pemanfaatan Media Komputasi”. Penelitian ini memiliki persamaan dan perbedaan dengan penelitian sebelumnya, persamaan tersebut terdapat pada pemanfaatan media komputasi. Sedangkan perbedaannya terletak pada pokok bahasan, penelitian sebelumnya membahas tentang Sifat Koligatif Larutan dan Elektrokimia sedangkan dalam penelitian ini menggunakan pokok bahasan Struktur Atom. Perbedaan lainnya yaitu lokasi penelitian, dan jenis penelitiannya. Penelitian sebelumnya merupakan penelitian tindakan kelas sedangkan penelitian ini merupakan penelitian eksperiment. 1.2. Ruang Lingkup Ruang lingkup yang akan di teliti adalah tentang penggunaan media komputasi terhadap peningkatan pemahaman siswa pada pokok bahasan struktur atom di SMA. 1.3. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dijelaskan di atas maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: • Apakah penggunaan media komputasi dapat meningkatkan pemahaman siswa pada pokok bahasan struktur atom di SMA ? 1.4. Batasan Masalah Masalah dalam penelitian ini dibatasi pada beberapa masalah yang berhubungan dengan pengaruh media komputasi terhadap peningkatan pemahaman siswa dalam pokok bahasan struktur atom di kelas XI SMA PAB 8 Saentis yang diperoleh berdasarkan observasi dan tanya jawab, diklasipikasikan dan dipilih melalui pemikiran bersama pihak-pihak yang terkait yang dalam hal ini diantaranya kelapa sekolah SMA PAB 8 Saentis, guru Kimia SMA kelas XI PAB 8 Saentis, wali kelas dan siswa-siwa kelas XI. 1.5. Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah diatas dapat diketahui tujuan dari penelitian yaitu: • Mengetahui pengaruh penggunaan media komputasi terhadap peningkatan pemahaman siswa pada pokok bahasan struktur atom di SMA 1.6. Manfaat Penelitian Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat : 1. Siswa dapat meningkatkan pemahaman terhadap konsep teoritis, bersifat abstrak dan informative melalui media komputasi. 2. Guru memiliki tambahan variasi model pembelajaran dan dan menambah kreativitasnya dalam pembuatan media pembelajaran. 3. SMA PAB 8 Saentis dapat menjadikan hasil penelitian ini sebagai bahan pertimbangan dalam menambah khasanah pengetahuan tentang media pendukung kegiatan pembelajaran.   BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pembelajaran dengan Media Komputasi Menurut von Glaserfeld, pembelajaran adalah membantu seseorang berfikir secara benar dengan membiarkan berfikir sendiri. Berfikir yang baik lebih penting daripada mempunyai cara berfikir yang baik, berarti cara berfikirnya dapat digunakan untuk menghadapi suatu fenomena baru, akan dapat menemukan pemecahan dalam menghadapi persoalan yang lain. Siswa yang sekedar menemukan jawaban benar belum pasti dapat memecahkan persoalan baru karena mungkin ia tidak mengerti bagaimana menemukan jawaban itu. Pembelajaran bukanlah kegiatan memindahkan pengetahuan dari guru kepada siswa, melainkan suatu kegiatan yang memungkinkan siswa membangun sendiri pengetahuannya ( Simson Tarigan, 2011). Pembelajaran berarti partisipasi guru bersama siswa dalam membentuk pengetahuan, membuat makna, mencari kejelasan, bersikap kritis dan mengadakan justifikasi. Jadi, pembelajaran adalah suatu bentuk belajar sendiri. Komputasi sebenarnya dapat diartikan sebagai cara untuk menemukan pemecahan masalah dari data input dengan menggunakan suatu algoritma. Sedangkan kimia komputasi adalah cabang kimia yang menggunakan hasil kimia teori yang diterjemahkan ke dalam program komputer untuk menghitung sifat-sifat molekul dan perubahannya maupun melakukan simulasi terhadap sistem-sistem besar (makromolekul seperti protein atau sistem banyak molekul seperti gas, cairan, padatan, dan kristal cair), dan menerapkan program tersebut pada sistem kimia nyata. Contoh sifat-sifat molekul yang dihitung antara lain struktur (yaitu letak atom-atom penyusunnya), energi dan selisih energi, muatan, momen dipol, kereaktifan, frekuensi getaran dan besaran spektroskopi lainnya. Simulasi terhadap makromolekul (seperti protein dan asam nukleat) dan sistem besar bisa mencakup kajian konformasi molekul dan perubahannya (mis.proses denaturasi protein), perubahan fasa, serta peramalan sifat-sifat makroskopik (seperti kalor jenis) berdasarkan perilaku di tingkat atom dan molekul. Istilah kimia komputasi kadang-kadang digunakan juga untuk bidang-bidang tumpang tindih antara ilmu komputer dan kimia. 2.2. Struktur Atom Struktur atom merupakan satuan dasar materi yang terdiri dari inti atom beserta awan elektron bermuatan negatif yang mengelilinginya. Inti atom mengandung campuran proton yang bermuatan positif dan neutron yang bermuatan netral (terkecuali pada Hidrogen-1 yang tidak memiliki neutron). Elektron-elektron pada sebuah atom terikat pada inti atom oleh gaya elektromagnetik. Demikian pula sekumpulan atom dapat berikatan satu sama lainnya membentuk sebuah molekul. Atom yang mengandung jumlah proton dan elektron yang sama bersifat netral, sedangkan yang mengandung jumlah proton dan elektron yang berbeda bersifat positif atau negatif dan merupakan ion. Atom dikelompokkan berdasarkan jumlah proton dan neutron pada inti atom tersebut. Jumlah proton pada atom menentukan unsur kimia atom tersebut, dan jumlah neutron menentukan isotop unsur tersebut. (http://id.wikipedia.org/wiki/Struktur_atom ) 2.2.1. Model Atom 2.2.1.1. Model Atom John Dalton Pada tahun 1808, John Dalton yang merupakan seorang guru di Inggris, melakukan perenungan tentang atom. Hasil perenungan Dalton menyempurnakan teori atom Democritus. Bayangan Dalton dan Democritus adalah bahwa atom berbentuk pejal. Dalam renungannya Dalton mengemukakan postulatnya tentang atom: 1. Setiap unsur terdiri dari partikel yang sangat kecil yang dinamakan dengan atom 2. Atom dari unsur yang sama memiliiki sifat yang sama 3. Atom dari unsur berbeda memiliki sifat yang berbeda pula 4. Atom dari suatu unsur tidak dapat diubah menjadi atom unsur lain dengan reaksi kimia, atom tidak dapat dimusnahkan dan atom juga tidak dapat dihancurkan 5. Atom-atom dapat bergabung membentuk gabungan atom yang disebut molekul 6. Dalam senyawa, perbandingan massa masing-masing unsur adalah tetap Kelemahan teori atom Dalton yaitu tidak dapat membedakan pengertian atom dan molekul. Dan atom ternyata bukan partikel yang terkecil. 2.2.1.2. Model Atom J.J. Thomson Pada tahun 1897, J.J Thomson mengamati elektron. Dia menemukan bahwa semua atom berisi elektron yang bermuatan negatif. Dikarenakan atom bermuatan netral, maka setiap atom harus berisikan partikel bermuatan positif agar dapat menyeimbangkan muatan negatif dari elektron. • Kelebihan model atom Thomson Membuktikan adanya partikel lain yang bermuatan negatif dalam atom. Berarti atom bukan merupakan bagian terkecil dari suatu unsur. • Kelemahan model atom Thomson Model Thomson ini tidak dapat menjelaskan susunan muatan positif dan negatif dalam bola atom tersebut. 2.2.1.3. Model Atom Rutherford Rutherford melakukan penelitian tentang hamburan sinar α pada lempeng emas. Hasil pengamatan tersebut dikembangkan dalam hipotesis model atom Rutherford. a. Sebagian besar dari atom merupakan permukaan kosong. b. Atom memiliki inti atom bermuatan positif yang merupakan pusat massa atom. c. Elektron bergerak mengelilingi inti dengan kecepatan yang sangat tinggi. d. Sebagian besar partikel α lewat tanpa mengalami pembelokkan/hambatan. Sebagian kecil dibelokkan, dan sedikit sekali yang dipantulkan. • Kelemahan Model Atom Rutherford a. Menurut hukum fisika klasik, elektron yang bergerak mengelilingi inti memancarkan energi dalam bentuk gelombang elektromagnetik. Akibatnya, lama-kelamaan elektron itu akan kehabisan energi dan akhirnya menempel pada inti. b. Model atom rutherford ini belum mampu menjelaskan dimana letak elektron dan cara rotasinya terhadap ini atom. c. Elektron memancarkan energi ketika bergerak, sehingga energi atom menjadi tidak stabil. d. Tidak dapat menjelaskan spektrum garis pada atom hidrogen (H). 2.2.1.4. Model Atom Niels Bohr Pada tahun 1913, Niels Bohr mengemukakan pendapatnya bahwa elektron bergerak mengelilingi inti atom pada lintasan-lintasan tertentu yang disebut kulit atom. Model atom Bohr merupakan penyempurnaan dari model atom Rutherford. Kelemahan teori atom Rutherford diperbaiki oleh Neils Bohr dengan postulat bohr : a. Elektron-elektron yang mengelilingi inti mempunyai lintasan dan energi tertentu. b. Dalam orbital tertentu, energi elektron adalah tetap. Elektron akan menyerap energi jika berpindah ke orbit yang lebih luar dan akan membebaskan energi jika berpindah ke orbit yang lebih dalam. 2.2.1.5. Model Atom Mekanika Kuantum Model atom mekanika kuantum berangkat dari kelemahan pada model atom bohr,sehingga pada tahun 1927 Erwin Schrodinger, seorang ahli matematika dari Austria mengemukakan teori ini, yaitu kedudukan elektron tiap atom tidak dapat ditentukan dengan pasti, yang dapat ditentukan adalah probabilitas menemukan elektron sebagai fungsi jarak dari inti atom. Kemudian pada tahun yang sama, seorang berkebangsaan Jerman yang bernama Werner Heisenberg yang menguatkan teori ini yang disebut dengan teori kebolehjadian. Ia mengemukakan bahwa metode eksperimen apa saja yang digunakan untuk menentukan posisi atau momentum suatu pertikel kecil seperti electron dapat menyebabkan perubahan baik pada posisi atau momentum atau keduanya. 2.2.2. Bilangan Kuantum Persamaan gelombang oleh Erwin Schrodinger memperjelas kemungkinan ditemukannya elektron melalui bilangan-bilangan kuantum. Daerah paling mungkin ditemukannya elektron disebut orbital, sehingga bilangan-bilangan akan memperjelas posisi elektron dalam atom. Ada empat bilangan kuantum yaitu bilangan kuantum utama (n), bilangan kuantum Azimut (I), bilangan kuantum magnetic (m) dan bilangan kuantum spin (s). 2.2.2.1. Bilangan Kuantum Utama Dalam model atom Bohr, elektron dikatakan berada di dalam lintasan stasioner dengan tingkat energi tertentu. Tingkat energi ini berkaitan dengan bilangan kuantum utama dari elektron. Bilangan kuantum utama dinyatakan dengan lambang n sebagaimana tingkat energi elektron pada lintasan atau kulit ke-n. Bisa dikatakan bahwa bilangan kuantum utama berkaitan dengan kulit elektron di dalam atom. Bilangan kuantum utama membatasi jumlah elektron yang dapat menempati satu lintasan atau kulit berdasarkan persamaan berikut. Jumlah maksimum elektron pada kulit ke-n adalah 2n2 Jenis kulit K L M N Nilai (n) 1 2 3 4 Tabel 2.1. Hubungan jenis kulit dan nilai bilangan kuantum utama. 2.2.2.2. Bilangan Kuantum Azimut (I) Elektron yang bergerak mengelilingi inti atom memiliki momentum sudut. Efek Zeeman yang teramati ketika atom berada di dalam medan magnet berkaitan dengan orientasi atau arah momentum sudut dari gerak elektron mengelilingi inti atom. Terpecahnya garis spektum atomik menandakan orientasi momentum sudut elektron yang berbeda ketika elektron berada di dalam medan magnet. Bilangan kuantum azimut menyatakan sub kulit tempat elektron berada dan bentuk orbital, serta menentukan besarnya momentum sudut elektron terhadap inti. Banyaknya subkulit tempat elektron berada tergantung pada nilai bilangan kuantum utama (n). Nilai bilangan kuantum azimut dari 0 sampai dengan (n - 1). Bila n = 1, maka hanya ada satu subkulit yaitu l = 0. Sedangkan n = 2, maka ada dua subkulit yaitu l = 0 dan l = 1. Sub kulit yang harganya berbeda-beda ini diberi nama khusus: l = 0 : sesuai sub kulit s ( s = sharp) l = 1 : sesuai sub kulit p ( p = principle) l = 2 : sesuai sub kulit d ( d = diffuse) l = 3 : sesuai sub kulit f ( f = fundamental) Tabel 2.2. Hubungan subkulit sejenis dalam kulit yang berbeda pada atom. Kulit Nilai n Nilai I Jenis Subkulit K 1 0 1s L 2 0 2s 1 2p M 3 0 3s 1 3p 2 3d N 4 0 4s 1 4p 2 4d 3 4f 2.2.2.3. Bilangan Kuantum Magnetic (m) Momentum sudut elektron L merupakan sebuah vektor. Jika vektor momentum sudut L diproyeksikan ke arah sumbu yang tegak atau sumbu-z secara tiga dimensi akan didapatkan besar komponen momentum sudut arah sumbu-z dinyatakan sebagai Lz. bilangan bulat yang berkaitan dengan besar Lz adalah m. bilangan ini disebut bilangan kuantum magnetik. Karena besar Lz bergantung pada besar momentum sudut elektron L, maka nilai m juga berkaitan dengan nilai l. m = −l, … , 0, … , +l misalnya, untuk nilai l = 1, nilai m yang diperbolehkan adalah −1, 0, +1. Bilangan kuantum magnetik menyatakan orbital tempat ditemukannya elektron pada subkulit tertentu dan arah momentum sudut elektron terhadap inti. Sehingga nilai bilangan kuantum magnetik berhubungan dengan bilangan kuantum azimut. Nilai bilangan kuantum magnetik antara - l sampai + l. Tabel 2.3. Hubungan bilangan kuantum azimut dengan bilangan kuantum magnetik. Bilangan Kuantum Azimut Tanda Orbital Bilangan Kuantum Magnetik Gambaran Orbital Jumlah Orbital 0 s 0 1 1 p -1, 0, +1 3 2 d -2, -1, 0, +1, +2 5 3 f -3, -2, -1, 0, +1, +2, +3 7 2.2.2.4. bilangan kuantum spin (s). Bilangan kuantum spin diperlukan untuk menjelaskan efek Zeeman anomali. Anomali ini berupa terpecahnya garis spektrum menjadi lebih banyak garis dibanding yang diperkirakan. Jika efek Zeeman disebabkan oleh adanya medan magnet eksternal, maka efek Zeeman anomali disebabkan oleh rotasi dari elektron pada porosnya. Rotasi atau spin elektron menghasilkan momentum sudut intrinsik elektron. Momentum sudut spin juga mempunyai dua orientasi yang berbeda, yaitu spin atas dan spin bawah. Tiap orientasi spin elektron memiliki energi yang berbeda tipis sehingga terlihat sebagai garis spektrum yang terpisah. Bilangan kuantum spin (s): menunjukkan arah perputaran elektron pada sumbunya. Dalam satu orbital, maksimum dapat beredar 2 elektron dan kedua elektron ini berputar melalui sumbu dengan arah yang berlawanan, dan masing-masing diberi harga spin +1/2 atau -1/2. 2.2.3. Konfigurasi Elektron Dalam setiap atom telah tersedia orbital-orbital, akan tetapi belum tentu semua orbital ini terisi penuh. Pengisian elektron dalam orbital-orbital memenuhi beberapa peraturan. antara lain: Prinsip Aufbau, Prinsip Pauli, dan Prinsip Hunt 2.2.3.1. Prinsip Aufbau Elektron-elektron mulai mengisi orbital dengan tingkat energi terendah dan seterusnya. Orbital yang memenuhi tingkat energi yang paling rendah adalah 1s dilanjutkan dengan 2s, 2p, 3s, 3p, dan seterusnya dan untuk mempermudah dibuat diagram sebagai berikut : Contoh pengisian elektron-elektron dalam orbital beberapa unsur: Atom H : mempunyai 1 elektron, konfigurasinya 1s1 Atom C : mempunyai 6 elektron, konfigurasinya 1s2 2s2 2p2 2.2.3.2. Prinsip Pauli Tidak mungkin di dalam atom terdapat 2 elektron dengan keempat bilangan kuantum yang sama. Hal ini berarti, bila ada dua elektron yang mempunyai bilangan kuantum utama, azimuth dan magnetik yang sama, maka bilangan kuantum spinnya harus berlawanan. 2.2.3.3. Prinsip Hund Cara pengisian elektron dalam orbital pada suatu sub kulit ialah bahwa elektron-elektron tidak membentuk pasangan electron sebelum masing-masing orbital terisi dengan sebuah elektron. 2.3. Kerangka Berpikir Berdasarkan gambaran diatas maka akan diketahui apakah ada pengaruh yang ditimbulkan dari penggunaan media komputasi terhadap peningkatan pemahaman siswa pada pokok bahasan Struktur Atom, dengan diketahui pengaruhnya sehingga memungkinkan kemudahan bagi guru untuk menyusun rencana kerja yang berkaitan dengan pokok bahasan tersebut. 2.4. Hipotesis Penelitian Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian (Silitonga, 2011). Sehubungan dengan permasalahan penelitian ini yaitu mengenai ada tidaknya pengaruh penggunaan media komputasi terhadap peningkatan hasil belajar siswa. Ha : Penggunaan media komputasi dapat meningkatkan pemahaman siswa tentang struktur atom pada mata pelajaran kimia kelas XI IPA. Ho : Penggunaan media komputasi tidak dapat meningkatkan pemahaman siswa tentang struktur atom pada mata pelajaran kimia kelas XI IPA. BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di SMA PAB 8 Saentis Kecamatan Percut Sei Tuan, Kabupaten Deli Serdang, Provinsi Sumatera Utara. Alasan memilih SMA ini dikarenakan faktor lokasi dan keadaan dimana penelitia merasa perlu melakukan penelitian ini. Waktu yang diperlukan untuk menyelesaikan penelitian ini selama 3 bulan yaitu bulan Agustus – Oktober, sedangkan waktu perencanaan sampai penulisan laporan hasil penelitian dilakukan selama semester ganjil tahun pelajaran 2011/2012. 3.2. Populasi dan Sampel Dalam penelitian ini yang menjadi populasi adalah siswa kelas XI SMA PAB 8 Saentis Kecamatan Percut Sei Tuan, Kabupaten Deli Serdang yang terdiri dari tiga kelas, yaitu kelas XI IPA 1, XI IPA 2, dan XI IPA 3. Distribusi siswa kelas XI di SMA PAB 8 Saentis Kecamatan Percut Sei Tuan, Kabupaten Deli Serdang adalah sebagai berikut : No Kelas Jumlah Siswa 1 XI IPA 1 40 2 XI IPA 2 41 3 XI IPA 3 40 Total 121 Untuk menetapkan sampel, peneliti akan menggunakan dua teknik yaitu teknik sampling random sederhana dan teknik sampling jenuh/total. Peneliti akan menggunakan teknik sampling random sederhana untuk menentukan kelas mana yang akan dijadikan sampel dengan cara melakukan undian. Selanjutnya peneliti menggunakan teknik sampling jenuh, dimana seluruh siswa dari kelas yang diperoleh pada teknik sampling random sederhana akan dijadikan sampel pada penelitian ini. Alasan menggunakan teknik sampling ini adalah karena peneliti menggunakan rancangan One Group Pretest-Postest Design sehingga hanya membutuhkan satu kelas saja. 3.3. Variabel dan Instrumen Penelitian Penelitian ini menggunakan dua variabel yaitu variabel bebas dan variabel terikat, dimana yang menjadi variabel terikat disini adalah siswa sedangkan variabel bebasnya adalah media komputasi. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan instrument yang berupa test bentuk pilihan ganda, dengan jumlah soal sebanyak 20 butir dengan kisi-kisi sebagai berikut : No. kopetensi dasar Indikator Strategi Penilaian Metode Bentuk Tes Nomor Item 1. Dapat membedakan,menemukan gagasan pokok dan menjelaskan pernyaan dari para ahli • Mampu menyebutkan pernyataan para ahli • Mampu menjelaskan pernyataan dari para ahli • Mampu menentukan gagasan pokok dari teori Niels bohr Test Pilihan ganda 4,10,17 2. Siswa dapat membedakan keempat bilangan kuantum dan mengaplikasikannya dengan mencari kulit dan electron valensi • Mampu menjelaskan bilangan kuantum • Mampu menentukan 4 bilangan kuantum • Mampu membedakan bilangan kuantum utama,azimuth,magnetik,dan spin • Mampu menentukan kulit valensi dan electron valensi Test Pilihan ganda 1,2,3,7,12,15, 20 3. Siswa dapat mengkonfigurasi electron berdasarkan aturan, dapat menggambarkan,dan meramalkan posisi atom berdasarkan konfigurasi tersebutserta mengaplikasi untuk menentukan rumus suatu molekul. • Mampu mengkonfigurasi electron berdasarkan teori mekanika kuantum • Mampu menuliskan konfigurasi electron berdasarkan azas aufbau,larangan pauli dak kaidah hund • Mampu menggambarkan konfigurasi electron dari suatu unsure • Mampu meramalkan posisi unsure melalui konfigurasi electron • Mampu menentukan/meramalkan rumus molekul berdasarkan konfigurasi electron Test Pilihan ganda 5,6,8,9,11,13, 14,16, 18,19 Sebelum instrumen digunakan sebagai alat pengumpul data, maka instrumen tersebut diujicobakan pada siswa kelas XII IPA 1 SMA PAB 8 Saentis yang bukan sampel penelitian. Uji coba instrumen dimaksudkan agar instrumen yang berupa test pilihan ganda harus valid dan reliabilitas sebelum disebarluaskan kepada responden (siswa). Kevaliditasan instrumen, apabila mempunyai validitas tinggi jika butir-butir yang membentuk instrumen tidak menyimpang dari fungsi instrumen. Untuk mendapatkan instrumen yang valid, maka peneliti akan menguji test melalui analisis butir soal. 3.4. Rancangan Penelitian Dalam penelitian ini peneliti menggunakan rancangan One Group Pretest-Postest Design, dimana dalam rancangan ini pada awal penelitian terlebih dahulu dilakukan pengamatan/pengukuran variable terikat, dalam hal ini variable terikatnya adalah siswa. Selanjutnya sampel diberikan perlakuan, dalam hal ini perlakuan yang diberikan adalah dengan menggunakan media komputasi. Setelah pemberian perlakuan maka dilakukan pengamatan atau pengukuran kembali terhadap variable terikat. Dengan demikian akan diperoleh selisih atau perubahan nilai variable terikat. Paradigma dalam penelitian ini dapat digambarkan sebagai berikut : T1 X T2 Dimana : 3.5. Prosedur Penelitian Penelitian ini menggunakan rancangan One Group Pretest-Postest Design, sehingga prosedur pelaksanaan penelitiannya adalah sebagai berikut : 1. Tahap pertama peneliti menentukan satu kelas dari tiga kelas yang ada dengan cara mengundi untuk dijadikan sampel penelitian. 2. Melakukan pre-test untuk mengukur prestasi belajar siswa (T1) sebelum dilakukan perlakuan. 3. Memberikan perlakuan X (menggunakan media komputasi dalam pembelajaran) di kelas tersebut selama 40 menit. 4. Setelah pemberian perlakuan selesai, selanjutnya melakukan post-test untuk mengukur prestasi belajar (T2). 5. Selanjutnya menganalisa data yang diperoleh dari hasil pre-test dan post-test. 6. Menarik kesimpulan dari hasil penelitian. 3.6. Tehnik Analisis Data Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini ada dua macam, yaitu: 1. Uji Normalitas Dalam penelitian ini, data yang didapat harus berdistribusi normal.maka untuk menguji apakah data tersebut berdistribusi normal dilakukan uji normalitas dengan uji chi kuadrat. Pengujian normalitas data dengan uji chi kuadrat (χ2) dilakukan dengan cara membandingkan kurva baku/standart dengan kurva normal yang terbentuk dari data yang terkumpul. Bila data yang terkumpul tidak berbeda secara signifikan dengan kurva baku/standart maka disimpulkan bahwa data tersebut berdistribusi normal. Menguji data sesuai dengan uji χ² dilakukan dengan cara: 1. Menentukan jumlah kelas interval dimana untuk uji χ² jumlah kelas interval ditetapkan = 6. Hal ini sesuai dengan 6 bidang yang ada pada kurva normal baku. 2. Menentukan panjang kelas dengan cara : Panjang Kelas (PK) = data terbesar-data terkecil 2 3. Menyusun data kedalam table penolong,dengan format: Interval fo fh (dibulatkan) Fo-fh (fo-fh)² (fo-fh)2 2 2 Jumlah χ² = fo = frekwensi/jumlah data hasil observasi fh = frekwensi/jumlah data yang diharapkan (persentase luas tiap bidang dikalikan dengan banyaknya data) 4. Membandingkan harga chi kuadrat(χ²) dengan harga chi kuadrat table. Jika chi kuadrat (χ²) < harga chi kuadrat table maka data tersebut berdistribusi normal. 2. Analisis korelasional. Dalam penelitian ini digunakan rumus statistik Regresi Linier Sederhana dan teknik ini digunakan untuk mengetahui besarnya hubungan variabel bebas (X) terhadap variabel terikat (Y) dengan persamaan Regresi Linier sebagai berikut: Y = a + bx Regresi dengan x merupakan variabel bebasnya dan y variabel tak bebasnya dinamakan regresi y atas x. DAFTAR PUSTAKA Arikunto, Suharsimi. 2002. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara Brady, E James. (1999). Kimia Universitas Asas dan Struktur. Jakarta : Binarupa Aksara Clark, jim. (2004). http://www.chem-is-try.org (accessed 19 oktober 2011) Firman, H. (2000). http://www.harryfirman.com. (accessed 20 September 2011) Henderleiter, J. dan Pringle, D.L. (1999). Effects of Context-Based Laboratory Experiments on Attitudes of Analytical Chemistry Students. Journal of Chemical Education. Volume 76 No. 1. Muhyono. (2010). http://ilmuwanmuda.wordpress.com (accessed 19 September 2011) S, Bardiana Dwi (2009). http://kimiadahsyat.blogspot.com (accessed 10 Oktober 2011) Sudarmo, unggul. (2007). Kimia Untuk SMA Kelas XI. Jakarta : PT PHIBETA ANEKA GAMA Silitonga, Pasar Maulim. (2011). Metodologi Penelitian Pendidikan. Medan: FMIPA UNIMED Tarigan, Simson. (2011). Strategi Belajar Mengajar. Medan : FMIPA UNIMED http://poexpoe.files.wordpress.com/2008/06/struktur-atom1.pdf http://id.wikipedia.org/wiki/Struktur_atom   Lampiran 1 : Instrument Penelitian TEST PILIHAN GANDA PENELITIAN PENGARUH MEDIA KOMPUTASI TERHADAP PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI STRUKTUR ATOM DI SMA I. Petunjuk pengisian test pilihan ganda • Berikan tanda silang ( X ) pada jawaban yang menurut anda benar. • Lembar soal tidak boleh dicoret. II. Identitas Siswa Nama : Kelas : Waktu : 40 menit 1. Tingkat energi utama atau kulit atom dinyatakan dalam bilangan kuantum… a. Utama c. magnetik b. Azimuth d. spin 2. Bilangan kuantum spin menyatakan… a. Kulit electron b. Sub kulit c. Orbital yang ditempati d. Arah rotasi electron 3. Pernyataan paling tepat untuk sub kulit adalah a. Suatu lintasan berbentuk lingkaran dengan jari-jari tertentu b. Suatu daerah dalam ruang dengan kebolehjadian menemukan electron c. Sekumpulan orbital dengan tingkat energy yang sama d. Sekumpulan orbital dengan bentuk yang sama 4. Teori atom mekanika gelombang dikemukakan oleh a. Max Plank c. Erwin Schrodinger b. Werner Heisenberg d. Niels Bohr 5. Unsur X mempunyai nomor atom 25 maka konfigurasi elektronnya adalah a. 1s²,2s²,2p6,3s2,3p6,3d54s2 b. 1s²,2s²,2p6,3s2,3p6,4s2,3d4 c. 1s²,2s²,2p6,3s2,3p6,4s1,3d5 d. 1s²,2s²,2p6,3s2,3p5,4s2,3d5 6. Dua electron dalam 1 orbital harus mempunyai spin yang berlawanan. Pernyataan ini sesuai dengan … a. Aturan hund c. larangan pauli b. Aturan aufbau d. azas Heisenberg 7. Electron dengan bilangan kuantum yang tidak dizinkan ialah… a. n = 3 l = 0 m = 0 s = -½ b. n = 3 l = 1 m = 1 s = +½ c. n = 3 l = 2 m = -1 s = +½ d. n = 3 l = 1 m = 2 s = -½ 8. harga bilangan kuantum yang mungkin untuk suatu orbital adalah… a. n = 1 l = 1 m = 1 s = - ½ b. n = 3 l = 2 m = 3 s = -½ c. n = 3 l = 1 m = 2 s = +½ d. n = 2 l = 2 m = 2 s = -½ 9. Unsur Ni 3+ ( Z = 28) memiliki konfigurasi electron a. 1s2,2s2,2p6,3s2,3p6,3d7,4s2 b. 1s2,2s2,2p6,3s1,3p6,3d8,4s2 c. 1s2,2s2,2p6,3s2,3p5,3d8,4s2 d. 1s2,2s2,2p6,3s2,3p6,3d7 10. Gagasan pokok dari teori atom niels bohr adalah tentang… a. Tingkat-tingkat energy dalam atom c. partikel cahaya b. Gelombang partikel d. Orbital 11. Atom X mempunyai konfigurasi electron 1s2,2s2,2p6,3s2 senyawa yang mungkin dibentuk oleh atom ini adalah… a. HX₂ c. CaX b. XCl₂ d. X₂SO₄ 12. Tuliskan kulit valensi dan electron valensi dari konfigurasi electron 1s2,2s2,2p6,3s2,3p6,4s2,3d7 adalah a. Kulit valensi = 4s2 elektron valensi 3d7 b. Kulit valensi = 3d7 elektron valensi 4s2 c. Kulit valensi = 4s2 elektron valensi = 3d6 d. Kulit valensi = 4s1 elektron valensi = 3d7 13. Tentukan letak unsure Ge (Z=32) pada system periodic unsure adalah a. Periode 4 golongan VII A b. Periode 4 golongan V A c. Periode 4 golongan IV A d. Periode 4 golongan VI A 14. Konfigurasi electron dari unsure X dalam orbital sebagai berikut : Di dalam system periodik unsure X terdapat didalam a. Periode 6 golongan IIA b. Periode 3 golongan V A c. Periode 5 golongan V A d. Periode 4 golongan IV A 15. Deret bilangan kuantum mana manakah yang menyatakan kedudukan suatu electron pada sub kulit 3d? a. n = 3 l = 3 m = 0 s = - ½ b. n = 3 l = 2 m = 1 s = -½ c. n = 3 l = 1 m = 2 s = +½ d. n = 3 l = 1 m = -2 s = -½ 16. jumlah maksimum electron pada sub kulit 4P adalah a. 2 c. 10 b. 6 d.14 17. Teori yang menyatakan keberadaan electron dalam suatu atom seperti roti kismis dikemukakan oleh…. a. Jhon Dalton c. E. Ruthurford b. J.J Thomson d. Niels Bohr 18. Unsure Y (Z=17) memiliki konfigurasi…. a. 1s2,2s2,2p6,3s2,3p4 b. 1s2,2s2,2p5,3s2,3p4 c. 1s2,2s2,2p6,3s2,3p5 d. 1s2,2s1,2p6,3s2,3p5 19. Letak unsur Z2+ (Z=26) pada system periodic unsur adalah a. 1s2,2s2,2p6,3s2,3p6,3d4,4s2 b. 1s2,2s2,2p6,3s,3p6,4s2,3d6 c. 1s2,2s2,2p6,3s2,3p5,4s2,3d7 d. 1s2,2s2,2p6,3s2,3p6,3d6,4s2 20. Tentukan kulit valensi dari unsure J (z = 20) a. 4s1 b. 3d10 c. 3p6 d. 4s2 Lampiran 2 : Kunci Jawaban Instrument Test 1. A 2. D 3. B 4. C 5. A 6. A 7. C 8. C 9. D 10. D 11. B 12. A 13. C 14. B 15. B 16. B 17. B 18. C 19. A 20. D

Tidak ada komentar:

Posting Komentar