Rabu, 14 Desember 2011

OLEH : NAMA : novita purnama sari simarmata NIM : 409431025 JURUSAN : PENDIDIKAN KIMIA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI MEDAN 2011 KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa. atas segala rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Perkembangan Sosial Remaja” Dalam menyelesaikan penulisan makalah ini telah banyak memperoleh petunjuk dan bantuan yang sangat berharga, maka dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada Dosen pengampu yang telah banyak memotivasi dan mengajarkan penulis, mengingat keterbatasan kemampuan, pikiran dan waktu maka penulis menyadari bahwa makalah ini masih belum sempurna dan banyak terdapat kekurangan dalam penulisan makalah ini. Oleh sebab itu, dengan segala kerendahan hati penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan makalah ini. Akhir kata, penulis mengharapkan semoga tulisan ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan berguna bagi kita semua. Medan, 12 Desember 2011 Penulis DAFTAR ISI Kata pengantar 2 Daftar isi 3 Bab I Pendahuluan 4 Bab II Pembahasan 6 A. KI Hadjar Dewantara Bapak Pendidikan Nasional Indonesia 6 Konstruktivisme dalam Pemikiran Ki Hadjar Dewantara 6 Dari Teori Konvergensi ke Sistem Merdeka 7 Analisis 8 B. MOHAMAD SYAFEI 9 Daftar Riwayat Hidup 9 Karya yang Fundamental 9 Filsafat Pendidikan 10 Teori Pendidikan 13 Implikasi Terhadap Pendidikan 15 Bab III Penutup 17 Daftar Pustaka 19 BAB I PENDAHULUAN I. PENDAHULUAN Secara umum, pendidikan merupakan segala pengalaman belajar yang berlangsung dalam segala lingkungan dan sepanjang hidup. Secara khusus, pendidikan adalah usaha sadar yang dilakukan oleh keluarga, masyarakat, dan pemerintah, melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, dan/atau latihan, yang berlangsung di dalam dan luar sekolah sepanjang hayat, untuk mempersiapkan peserta didik agar dapat memainkan peranan dalam berbagai lingkungan hidup secara tepat di masa yang akan datang (Mudyaharjo, 2008: 3, 11). Tujuan pendidikan di Indonesia adalah untuk membentuk manusia Indonesia seutuhnya yang Pancasilais yang dimotori oleh pengembangan afeksi, seperti sikap suka belajar, tahu cara belajar, rasa percaya diri, mencintai prestasi tinggi, punya etos kerja, kreatif dan produktif, serta puas akan sukses yang akan dicapai (Pidarta, 2007: viii) Pendidikan Nasional Indonesia Merdeka secara formal dimulai sejak Indonesia mendeklarasikan kemerdekaannya kepada dunia pada tanggal 17 Agustus 1945. Pendidikan Nasional Indonesia Merdeka ini merupakan kelanjutan dari cita-cita dan praktek-praktek pendidikan masa lampau yang tersurat atau tersirat masih menjadi dasar penyelenggaraan pendidikan ini (Mudyaharjo, 2008: 214) Dalam proses pertumbuhan menjadi negara maju, Indonesia telah mengalami pelbagai perubahan, termasuk bidang pendidikannya. Perubahan-perubahan itu merupakan hal yang wajar karena perubahan selalu dipengaruhi oleh berbagai factor yang bisa berganti selaras dengan perkembangan serta tuntutan zaman pada saat itu. Tidaklah mengherankan apabila system pendidikan yang kita anut segera setelah merdeka adlah sistem kontinental karena kontak kita pada saat itu adlah dengan negara-negara Eropa, khususnya negeri Belanda (Dardjowidjojo, 1991: ix) Pengambilalihan sistem kontinental itu tentu kita lakukan dengan penuh kesadaran bahwa sistem tersebut belum tentu cocok dan langgeng dengan perkembangan pendidikan yang kita kehendaki. Setelah kita merdeka dan menerapkan sistem pendidikan kontinental sekitar lima windu, kita dapati bahwa pendidikan dengan sistem Eropa tidak cocok lagi dengan tuntutan perkembangan zaman (Dardjowodjojo, 1992: 1). Proses pendewasaan pun berlanjut, dan pengalaman telah banyak mengajarkan kepada kita untuk memetik mana yang baik dan mana yang buruk. Keadaan politik nasional dan internasional, perekonomian dunia, hubungan antar bangsa, dan peran yang dimainkan bangsa Indonesia pun bergeser dan berubah, yang sedikit banyak mendorong kita untuk melakukan penyesuaian-penyesuaian tertentu. Berdasarkan uraian di atas, permasalahan yang akan dibahas dalam makalah ini meliputi: A. siapa yang menjadi tokoh Pendidikan Nasional Indonesia? B. Apa implikasi konsep pendidikan yang diterapkan tokoh pendidikan tersebut ini? BAB II PEMBAHASAN A. KI Hadjar Dewantara Bapak Pendidikan Nasional Indonesia Ki Hadjar DewantaraLahir dengan nama asli Raden Mas Soewardi Soerjaningrat, Ki Hadjar Dewantara terlahir dalam keluarga kraton Yogyakarta pada tanggal 2 Mei 1889 dan wafat pada tanggal 26 April 1959. Sebagai golongan ningrat, Ki Hadjar Dewantara memperoleh hak untuk mengeyam pendidikan yang layak dari kolonial Belanda. Setelah menamatkan ELS (Sekolah Dasar Belanda), beliau meneruskan pelajarannya ke STOVIA (Sekolah Dasar Bumiputera), sayang sekali karena sakit ia tidak dapat meneruskan pendidikannya di STOVIA. Pada tanggal 3 Juli 1922 beliau mendirikan Perguruan Taman Siswa dan sampai saat wafatnya terus memimpin perguruan tersebut. Taman Siswa merupakan sebuah perguruan yang bercorak nasional yang menekankan rasa kebangsaan dan cinta tanah air serta semangat berjuang untuk memperoleh kemerdekaan. Perjuangan Ki Hadjar Dewantoro tak hanya melalui Taman Siswa, sebagai penulis, Ki Hadjar Dewantara tetap produktif menulis untuk bebagai surat kabar. Tulisan Ki Hadjar Dewantoro berisi konsepkonsep pendidikan dan kebudayaan yang berwawasan kebangsaan, dan melalui konsepkonsep itulah dia berhasil meletakkan dasar-dasar pendidikan nasional bagi bangsa Indonesia. 2. Konstruktivisme dalam Pemikiran Ki Hadjar Dewantara Membaca tulisan-tulisan Ki Hadjar Dewantara tentang pendidikan, teringat pada pendekatan konstruktivisme dalam pendidikan. Keduanya sama-sama menekankan bahwa titik berat proses belajar mengajar terletak pada murid. Pengajar berperan sebagai fasilitator atau instruktur yang membantu murid mengkonstruksi konseptualisasi dan solusi dari masalah yang dihadapi. Jadi pembelajaran yang optimal adalah pembelajaran yang berpusat pada murid (student center learning). Konstruktivisme yang sudah besar pengaruhnya sejak periode 1930-an dan 1940-an di Amerika, juga di Eropa, secara langsung atau tidak langsung dasar-dasarnya pernah dipelajari oleh Ki Hadjar Dewantara. Dasar pertama dari pendekatan konstruktivisme dalam pendidikan adalah “teori konvergensi” yang menyatakan bahwa “pengetahuan manusia merupakan hasil interaksi dari faktor bawaan (nature) dan faktor pengasuhan (nurture). Menurutnya, baik “dasar” (faktor bawaan) maupun “ajar” (pendidikan) berperan dalam pembentukan watak seseorang. 3. Dari Teori Konvergensi ke Sistem Merdeka Dalam penerapannya di bidang pendidikan, oleh Ki Hadjar teori konvergensi diturunkan menjadi sistem pendidikan yang memerdekakan siswa atau yang disebutnya “sistem merdeka”. Ki Hadjar menunjukkan bahwa pendidikan diselenggarakan dengan tujuan membantu siswa menjadi manusia yang merdeka dan mandiri, serta mampu memberi konstribusi kepada masyarakatnya. Menjadi manusia merdeka berarti : (a) tidak hidup terperintah; (b) berdiri tegak karena kekuatan sendiri; dan (c) cakap mengatur hidupnya dengan tertib. Singkatnya, pendidikan menjadikan orang mudah diatur tetapi tidak dapat disetir.Pandangan konstruktivisme tentang pendidikan sejalan dengan pandangan Ki Hadjar Dewantara yang menekankan pentingnya siswa menyadari alasan dan tujuan ia belajar. Ki Hadjar mengartikan mendidik sebagai “berdaya upaya dengan sengaja untuk memajukan hidup tumbuhnya budi pekerti dan badan anak dengan jalan pengajaran, teladan dan pembiasaan” Ki Hadjar dan konstruktivisme sama-sama memandang pengajar sebagai mitra siswa untuk menemukan pengetahuan. Mengajar bukanlah kegiatan memindahkan pengetahuan dari guru ke murid melainkan kegiatan yang memungkinkan siswa membangun sendiri pengetahuannya. Pengajar ikut aktif bersama siswa dalam membentuk pengetahuan, mencipta makna, mencari kejelasan, bersikap kritis dan memberikan penilaian-penilaian terhadap berbagai hal. Mengajar dalam konteks ini adalah membantu siswa untuk berpikir secara kritis, sistematis dan logis dengan membiarkan mereka berpikir sendiri.Sejalan dengan itu, Ki Hadjar Dewantara memakai semboyan “Tut Wuri Hanadayani” (dari belakang seorang guru harus bisa memberikan dorongan dan arahan), ing madya 15mangun karsa (di tengah atau di antara murid, pendidik harus menciptakan prakarsa dan ide), dan ing ngarsa sung tulada ( di depan, seorang pendidik harus memberi teladan tau contoh tindakan baik). Semboyan ini masih tetap dipakai hingga kini dalam dunia pendidikan dan terutama di sekolah-sekolah Taman Siswa. 4. Analisis Menurut Ki Hajar Dewantoro, manusia memilki daya cipta, karsa dan karya. Pengembangan manusia seutuhnya menuntut pengembangan semua daya secara seimbang. Pengembangan yang terlalu menitik beratkan pada satu daya saja akan menghasilkan ketidakutuhan perkembangan sebagai manusia. Beliau mengatakan bahwa pendidikan yang menekankan pada aspek intelektual saja hanya akan mejauhkan peserta didik dari masyarakatnya. Ternyata pendidikan sampai sekarang ini hanya menekankan pada pengembangan daya cipta, dan kurang memperhatikan pengembangan olah rasa dan karsa. Jika ini berlanjut akan menjadikan manusia kurang humanis atau manusiawi.Implementasi Dalam Dunia Pendidikan Perjuangan Ki Hajar Dewantoro terhadap pendidikan Indonesia membuat beliau layak di anugerahi gelar pahlawan pendidikan Indonesia.  Tidak berlebihan jika tanggal lahir beliau, 2 Mei diperingati sebagai hari Pendidikan Nasional untuk mengenang dan sebagai penyemangat bagi kita untuk meneruskan prakarsa dan pemikiran-pemikiran beliau terhadap pendidikan Indonesia.  Ki Hajar Dewantara mempunyai semboyan tut wuri handayani, ing madya mangun karsa dan ing ngarsa sung tulada. Semboyan ini masih tetap dipakai dalam dunia pendidikan.  Pendidikan yang humanis menekankan pentingnya pelestarian eksistensi manusia, dalam arti membantu manusia lebih manusiawi, lebih berbudaya sebagai manusia yang utuh berkembang ( menurut Ki Hajar Dewantara menyangkut daya cipta (kognitif), daya rasa (afektif), dan daya karsa (konatif). Singkatnya, “educate the head, the heart, and the hand” B. MOHAMAD SYAFEI 1. Daftar Riwayat Hidup Mohammad Syafei lahir tahun 1893 di Ketapang (Kalimantan Barat) dan diangkat jadi anak oleh Ibarahim Marah Sutan dan ibunya Andung Chalijah,kemudian dibawah pindah ke Sumatra Barat dan menetap Bukit Tinggi.Marah Sutan adalah seorang pendidik dan inteletual ternama.Dia sudah mengajar diberbagai daerah di nusantara,pindah ke Batavia pada tahun1912 dan disini aktif dalam kegiatan penertiban dan Indische Partij.Pendidikan yang ditempuh Moh.Syafei adalah sekolah raja di Bukit tinggi,dan kemudian belajar melukis di Batavia (kini Jakarta),sambil mengajar disekolah Kartini.Pada tahun 1922 Moh.Syafei menuntut ilmu di Negeri Belanda dengan biaya sendiri.Disini ia bergabung dengan ”Perhimpunan Indonesia “,sebagai ketua seksi pendidikan .Dinegeri Belanda ini ia akrab dengan Moh.Hatta,yang memiliki banyak kesamaan dan karakteristik dan gagagasan dengannya,terutama tentang pendidikan bagi pengembangan nasionalisme di Indonesia.Dia berpendapat bahwa agar gerakan nasionalis dapat berhasil dalam menentang penjajahan Belanda,maka pendidikan raktyat haruslah diperluas dan diperdalam. Semasa di negeri Belanda ia pernah ditawari untuk mengajar dan menduduki jabatan disekolah pemerintah.Tapi Syafei menolak dan kembali ke Sumatara Barat pada tahun1925.Ia bertekad bertekad mendirikan sebuah sekolah yang dapat mengembangkan bakat murid-muridnya dan disesuaikan dengan kebutuhan rakyat Indonesia,baik yang hidup dikota maupun dipedalaman. 2. Karya yang Fundamental 1.Mohamad Syafei mendirikan sebuah sekolah yang diberi nama Indonesische Nederland School (INS) pada tanggal 31 oktober 1926. Di Kayu Tanam,sekitar 60 km disebelah Utara kota Padang. Sekolah ini didirikan diatas lahan seluas 18 hektar dan dipinggir jalan raya Padang Bukit Tinggi.Ia menolak subsidi untuk sekolahnya,seperti halnya Thawalib dan Diniyah,tapi ia membiaya sekolah itu dengan menerbitkan buku-buku kependidikan yang ditulisnya.Sumber keuangan juga berasal dari sumbangan –sumbangan yang diberikan ayahnya dan simpatisan-simpatisan serta dari berbagai acara penngumpulan dana seperti mengadakan pertunjukan teater,pertandingan sepak bola,menerbitkan lotere dan menjual hasil karya seni buatan murid-muridnya.Kelas menggunanakan bahasa Indonesia dan bahasa Inggris sebagai pelajaran bahasa asing yang pokok,ditekan pada pelajaran –pelajaran yang akan terpakai oleh murid-murid apabila mereka kelak kembali kekampung halaman dikota –kota kecil dan nagari-nagari di Sumatra Barat.Dengan demikian pendidikan disekolah ini meliputi bidang-bidang : (1) Kerajinan (kerajinan ,tanah liat ,rajutan,rotan,dan seterusnya), (2)Seni(melukis,ukir,tari,dramadanlain-lainya. (3) grafika (percetakan ,mengarang,jurnalistik dan lain-lainya, (4)semua jenis olahraga, (5)manajemen. Saat Indonesia merdeka,Moh,Syafei diangkat menjadi Ketua Badan Penyelidik Persiapan Kemerdekaan untuk Sumatra dan selanjutnya mendirikan ruang pendidikan dan kebudayaan diPadang Panjang,.Mohammad Syafei pernah menjadi Menteri Pengajaran dalam Kabinet Syahril II, 12 Maret 1946 -2 Oktober 1946 sera menjadi anggota DPA, tahun 1968 atas jasa-jasa yang bersangkutan dibidang pendidikan maka IKIP Padang memberikan gelar Dr.HC. 3. Filsafat Pendidikan 1.Nasionalisme Mohammad Syafei mendasarkan konsep pendidikannya pada nasionalisme dalam arti konsep dan praktek penyelenggara pendidikan INS kayu tanam didasarkan pada cita-cita menghidupkan jiwa bangsa Indonesia dengan cara mempersanjatai dirinya dengan alat daya upaya yang dinamakan aktif kreatif untuk menguasai alam.Semangat nasionalisme Mohammad Syafei dipengaruhi oleh pandangan –pandangan Cipto Mangunkusumo dan Douwes Dekker dan Perhimpunan di negeri Belanda.Semangan nasionalismenya yang sedang tumbuh menimbulkan pertanyaan,mengapa bangsa Belanda yang jumlahnya sedikit dapat menguasai bangsa Indonesia yang jumlahnya sangat besar.Pertanyaan ini dapat dipecahkan setelah berada dan hidup tengah tengah masyarakat Belanda.Ternyata faktor alam dan lingkungan masyarakat mempengaruhi jiwa manusia.Bagaimanakah bangsa Indonesia dapat menguasai alam yangkaya raya dengan berbagai macam mineral,dengan tanah yang subur?Hal ini dapat terwujud melalui system pendididkan yang dapat mengembangkan jiwa bangsa yang aktif kreatif.Dengan sistem ini,anak –anak sejak kecil sudah dilatih mempergunakan akal pikiran mereka yang didorong olah kemauan yang kuat untuk menciptakan sesuatu yang berguna bagi kehidupan manusia.Jelas kiranya bahwa nasionalisme Mohammad Syafei adalah nasionalime pragmatis yang didasarkan t.pada agama,yaitu nasionalisme yang tertuju pada membangun bangsa melalui pendidikan agara menjadi bangsa yang pandai berbuat untuk kehidupan manusia atas segala sesuatu yang diciptakan oleh Tuhan. Mohammad Syafei menyatakan bahwa Tuhan tidak sia –sia menciptakan manusia dan alam lainnya.Tiap –tiapnya mesti berguna ,dan kalau ini tidak berguna hal itu disebabkan karena kita yang tidak pandai menggunakannya. 2.Developmentalisme Pandangan pendidikan Mohammad Syafei sangat dipengaruhi oleh aliran Develomentalisme, terutama oleh gagasan sekolah kerja yang dikembangkan John Dewey dan George Kerschensteiner,serta pendidikan alam sekitar yang dikembangkan Jan 8Ligthar.John Dewey berpendapat bahwa pendidikan bahwa pendidikan terarah pada tujuan yang tidak berakkhir, pendidikan merupakan sesuatu yang terus berlangsung,suatu rekonstruksi pengalaman yang terus bertambah. Tujuan pendidikan sebagaimana adanya,terkandung dalam proses pendidikan,dan seperti cakrawala, tujuan pendidikan yang dibayangkan ada sebelum terjadinya proses pendidikan ternyata tidak pernah dicapai seperti cakrawala yang tidak pernah terjangkau.Oleh karena itu,seperti yang dinyatakan oleh John Dewey, rekonstruksi pengalaman kita harus diarahkan pada mencapai efesiensi sosial,dengan demikian pendidikan harus merupkan proses sosial. Sekolah yang baik harus aktif dan dinamis,dengan demikian anak belajar melalui pengalamannya dalam hubungan dengan orang lain.Sehubungan dengan hal ini, John Dewey menyatakan bahwa pendidikan anak adalah hidup itu sendiri. Disini pertumbuhannya terus bertambah, setiap pencapaian perkembangan menjadi batu loncatan bagi perkembangan selanjutnya. Oleh karena itu,proses pendidikan merupakan salah satu bentuk penyesuain diri yang terus menerus berlangsung. Dalam proses tersebut berlangsung proses psikologis (perubahan tingkah laku yang tertuju pada tingkah laku yang canggih, terencana dan bertujuan) dalam proses sosiologis (perubahan adat istiadat ,sikap kebiasaan dan lembaga ) yang tidak terpisahkan. Pandangan John Dewey bahwa pendidikan harus tertuju pada efesiensi sosial, atau kemanfaatan pada kehidupan sosial; dan belajar berbuat atau belajar melalui pengalaman langsung yang lebih dikenal dengan sebutan learning by doing,mempunyai pengaruh besar terhadap konsep pendidikan Muhammad Syafei. George Kerschensteiner mendirikan Arbeit schule atau sekolah Aktivitas.Ia mengartikan sekolah aktivitas sebuah sekolah yang membebaskan tenaga kreatif potensial dari anak.Pada awalnya Kerschensteiner memperkenalkan prinsip aktivitas untuk bidang-bidang industri dan pekerjaan tangan,kemudian memperluasnya pada aspek-aspek tingkah laku mental dan moral.Menurut Kerschensteiner, tugas utama pendidikan adalah pengembangan warga Negara yang baik, dan sekolah aktivitasnya berusaha mendidik warga Negara yang berguna dengan jalan: 1.Membimbing anak untuk bekerja menghidupi dirinya sendiri; 2.Menanamkan dalam dirinya gagasan bahwa setiap pekerjaan mempunyai tempatnya masing-masing dalam member pelayanan kepada masyarakat. 3.Mengajarkan kepada anak bahwa melalui pekerjaannya,ia akan member sumbangan dalam turut serta membantu masyarakat untuk kearah suatu kehidupan bersama lebih sempurna. Gagasan dan model sekolah yang dikembangkan Kersschenteiner sangat mempengaruhi konsep dan praktek pendidikan Mohammad Syafei di INS Kayu Tanam . D. Teori Pendidikan I. Fungsi pendidikan a. Pendidikan menurut Syafei memiliki fungsi membantu manusia keluar sebagai pemenang dalam perkembangan kehidupan dan persaingan dalam penyempurnaan hidup lahir dan batin antar bangsa (Thalib Ibarahim,1978: 25).Disini tampak bahwa pendidikan berfungsi sebagai ilnstrumen yang digunakan manusia dalam mengarungi evolusi kehidupan.Manusia tahu kelompok tertentu dalam evolusi kehidupan dapat tersisih atau kalah,seperti bangsa Indonesia kala itu,karena tingkat kesempurnaan hidup dan bainnya memang berada pada tingkat yang rendah.Untuk mengatasi hal itu,mereka membutuhkan pendidikan yang tepat. b. Manusia dan bangsa yang dapat bertahan ialah manusia dan bangsa yang dapat mengikuti perkembangan masyarakat atau zamannya.Untuk kepentingan ini ia mengusulkan konsep sekolah kerja atau sekolah kehidupan atau sekolah masyarakat. 2. Tujuan Personal Pendidikan a. Tujuan pendidikan dan pengajaran adalah membentuk secara terus menerus kesempurnaan lahir dan batin anak agar anak dapat mengikuti perkembangan masyarakat yang selalu mengalami perubahan atau kemajuan.Kesempurnaan lahir dan batin ini ditafsirkan berlainan antar bangsa yang satu dengan bangsa yang lainnya,antar kelompok masyarakat yang satu dengan yang lainnya.Namun demikian ,setiap bangsa ataau masyarakat ingin keuar sebagai pemenang dalam perlombaan yang maha seru antara mereka dalam penyempurnaan hidup lahir dan batin(Thalib Ibrahim 1978:24-25). b. Pemikiran Syafei diatas menyarankan kesempurnaan lahir dan batin yang harus selalu diperbaharui.Hal ini terungkap dalam pemikiran G.Revesz seperti yang dikutip oleh Syafei : bahwa lapangan pendidikan mesti berubah menurut zamannya,seandainya orang masih beranggapan,bahwa susunan pendidikan dan pengajaran yang berlaku adalah sebaik-baiknya dan tidak akan berubah lagi,maka orang atau lembaga yang berpendirian dan berpikir demikian telah jauh menyimpang dari kebenaran.Demikianlah,tujuan pendidikan berupa kesempurnaan lahir dan batin,harus selalu terus disempurnakan sesuai dengan tuntutan perubahan zaman. Syafei mengajukan pemikiran yang masih relevan untuk zaman kita ini. c. Ia menyatakan bahwa yaitu jiwa dan hati yang terlatih dan otak yang berisi pengetahuan (Thalib Ibarahim,1978;20). Orang yang jiwa dan hatinya terlatih itu tekun,teliti,rajin,giat,berperhatian,dan apik dalam segala bidang perbuatan. Dan pelatihan jiwa dan hati ini diperoleh melalui pelatihan bebuat atau bekerja mengerjakan pekerjaan sehari-hari atau bahkan pekerjaan tangan.Bahkan untuk pengisian otakpun,pelajaran pekerjan tangan dapat turut dimanfaatkan. d. Demikanlah,berdasarkan uraian diatas,tujuan personal pendidikan menurut Syafei dapat dideskripsikan dengan ringkas sebagai berikut: Manusia yang sempurna lahir dan batin karena jiwa dan hatinya terlatih dan otaknya berisi konsep-konsepilmu,hingga ia berbaut aktif kreatif dalam menghadapi lingkungannya. c. Kurikulum 1. Kurikulum yang dikembangkan Moh.Syafei merupakan kurikulum untuk pendidikan dasar.Meskipun demikian,untuk tahun-tahun awal sekolah dasar ia menghendaki kurikulum nya,berupampendidikan prasekolah.Contohnya kegiatan bermain main dengan pasir,kertas dan lain-lain mendapat perhatian istimewa.Dengan demikian dari segi inikurikulum pendidikan dasar 2. Beberapa mata pelajaran dibahas Syafei secara khusus,yaitu bahasa ibu,menggambar,membersihkan sekolah dan kelas,berkebun dan bemain-main. d.Metode Pendidikan 1. Sekolah Kerja Pemikiran Syafei tentang pendidikan banyak dipengaruhi oleh pemikiran pendidikan awal abad 20 di Eropa,yaitu pemikiran pendidikan yang dikembangkan berdasarkan konsep sekolah kerja atau sekolah hidup atau sekolah masyarakat.Menurut konsep ini sekolah hendaknya tidak mengasingkan diri dari kehidupan masyarakat.Untuk itu Syafei mengutip pemikiran Guning;”sebagian sekolah,karena kesalahannya sendiri dan ada pula sebagian yangtidak salah ,telah mengasingkan diri dari kehidupan sejati dan telah membentuk dunianya sendiri.Mengukur segala-galanya menurut pahamnya sendiri.Selama hal itu tidak berubah ,maka sekolah tidak dapat memenuhi kewajibannya.Ia selalu memaksakan kehendaknya sendiri kepada masyarakat yang seharusnya ia mengabdi kepada masyarakat. Pada tempatnyalah “Sekolah cara baru “bukan saja menghendaki sekolah kerja,tetapi akan berubah menjadi “Sekolah hidup” atau “Sekolah Masyarakat”. 2. Pekerjaan tangan Berdasarkan pemikiran diatas ia menghendaki guru mengaktifkan pengajaran,maksudnya membuat murid menjadi aktif dalam proses pengajaran.Metode dari pengajaran demikan ialah pekerjaan tangan. 3. Produksi/kreasi Dalam menjelaskan metode tangan ini,ia berkali-kali menggunakan konsep-konsep respsi,reproduksi,dan produksi atau kreasi.Resepsi produksi adalah metode lama,anak sebagai obyek dan pasif,serta umumnya verbalistis. Sedangkan metode produksi ini,anak diberi kesempatan untuk aktif berbuat atau mencipta.Pengetahuan diperoleh melalui pengalaman berbuat yang melibatkan emosi ,pemikiran,dan tubuh.Secara umum dapat dikatakan bahwa pengajaran hendaknya mengupayakan aktivitas seoptimal mungkin pada siswa.Pengajaran jangan terperangkap dan berhenti dalam bentuk reseptif dan reproduktif. E. Implikasi Terhadap Pendidikan Dasar pendidikan yang dikembangkan oleh Moh.Syafei adalah kemasyarakatan, keaktifan, kepraktisan, serta berpikir logis dan rasional. Berkenan dengan itulah maka isi pendidikan yang dikembangkannya adalah bahan bahan yang dapat mengembangkan pikiran, perasaan, dan ketrampilan atau yang dikenal dengan istilah 3 H, Head, Heart dan Hand. Implikasi terhadap pendidikan adalah ; 1. Mendidik anak-anak agar mampu berpikir secara rasional 2. Mendidik anak-anak agar mampu bekerja secara teratur dan bersungguh-sungguh. 3. Mendidik anak –anak agar menjadi manusia yang berwatak baik 4. Menanamkan rasa cinta tanah air. 5. Mendidik anak agar mandiri tanpa tergantung pada orang lain. Dalam pelajaran,anak hendaknya menjadi subyek(pelaku) bukan dikenai ( obyek).Dengan menjadi subyek seluruh tubuh anak terlibat,juga emosi,dan pemikiran dan daya khayalnya.Keasyikan emosi ,dan spontanitas anak ketika bermain hendaknya dapat dialihkan kedalam proses belajar mengajar. Peranan guru adalah sebagai manajer belajar yang mengupayakan bagaimana menciptakan siatuasi aga siswa menjadi aktif berbuat.Dengan demikian, guru juga berperan sebagai fasilator belajar yang memperlancar aktivitas anak dalam belajar.Guru yang demikian dituntut untuk memahami anak sebagai makhluk yang selalu bergerak dan memahami psikologi belajar,serta psikologi perkembangan.   BAB III PENUTUP KESIMPULAN Mohammad Syafei adalah tokoh pendidikan Nasional yang berasal dari Sumatra Barat,perjuangan beliau juga dititik beratkan pada bidang pendidikan. Pendidikan yang ditempuhnya adalah sekolah raja di Bukit tinggi,kemudian belajar melukis diBatavia tahun 1914 dan mengajar disekolah Kartini.Tahun 1922 ia menuntuk ilmu di Negeri Belanda.Tahun 1925 ia kembali ke tanah air dan bertekad ingin mendirikan sebuah sekolah. Karyanya yang fundamental adalah mendirikan sebuah sekolah yang diberi nama Indonesische Nederland School (INS) di Kayu tanam,Sumatra Barat pada tanggal 31 oktober 1926.Saat Indonesia merdeka ia diangkat menjadi ketua Badan Penyelidik Persiapan Kemerdekaan dan mendirikan ruang pendidikan dan kebudayaan di Padang. Disamping itu Moh.Syafei pernah diangkat menjadi menteri Pendidikan dan Kebudayaan dalam kabinet SyahrilI,serta pernah menjadi angggota DPA. Filsafat pendidikan Moh.Syafei mendasarkan konsep pendidikannya pada nasionalisme dalam arti konsep dan praktek penyelenggara pendidikan INS kayutanam didasarkan pada cita-cita menghidupkan jiwa bangsa Indonesia dengan cara mempersenjatai dirinya denan alat daya upaya yang dinamakan akktif kreatif untuk menguasai alam.Pandangan pendidikan Moh.Syafei sangat dipegaruhi oleh aliran Devolepmentalisme,terutama oleh gagasan sekolah kerja yang dikembangkan oleh John Dewey dan George Kerschensteiner,serta pendidikan alam sekira yang dikembangkan oleh Jan Ligthart. Fungsi pendidikan menurut Moh.Syafei adalah membantu manusia keluar sebagai pemenang dalam perkembangan kehidupan dan persaingan dalam penyempurnaan hidup lahir dan batin antar bangsa ( Thalib Ibrahim,1978:25).Manusia dan bangsa yang dapat bertahan ialah manusia dan bangsa yang dapat mengikuti perkembangan masyarakat atau zamannya.Tujuan pendidikan dan pengajaran adalah membentuk secara terus menerus kesempurnaan lahir dan batin anak dapat mengikuti perkemangan masyarakat yang selalu mengalami perubahan dan kemajuan. Kurikulum yang dikembangkan adalah kurikulum pendidikan dasar dan beberapa mata pelajran yang khusus.Sedangkan metode pendidikannya adalah sekolah kerja,pekerjaan tangan dan produksi kreasi. Dasar pendidikan yang dikembangkannya adalah kemasyarakatan ,keaktifan,kepraktisan serta berpikir logis dan rasional. Mendidik anak agar mampu bekerja secara teratur dan bersungguh-sungguh,menjadi anak yang berwatak baik dan mandiri.Dalam pelajaran anak diperlakukan sebagai subyek bukan obyek.Guru berperan sebagai manajer belajar menciptakan situasi agar siswa aktif berbuat. DAFTAR PUSTAKA http://www.tokohindonesia.com/ http://amalia07.files.wordpress.com/2008/07/tokoh-pendidikan.pdf http://www.amazon.com/Pendidikan-Indonesia-pandangan-pendidikan-swasta/dp/9798484002 http://www.tokohindonesia.com/biografi/article/295-pahlawan/1502-bapak-pendidikan-nasional http://id.answers.yahoo.com/question/index?qid=20080525194543AAW7593 http://www.myhero.com/myhero/heroprint.asp?hero=Dewantara_stursula_indonesia_06_ul http://file.upi.edu/Direktori/FIP/JUR._PEDAGOGIK/195009081981011-Y._SUYITNO/TOKOH-TOKOH_PENDIDIKAN_DUNIA.pdf http://wahyuadipurnomo.wordpress.com/ http://www.g-excess.com/3808/pengaruh-perkembangan-pendidikan-kebangsaan-di-indonesia/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar