Jumat, 16 Desember 2011

asimilasi dan akulturas

NAMA: NOVITA PURNAMA SARI SIMARMATA NIM : 409431025 KELAS: PENDIDIKAN A 1. ASIMILASI Asimilasi merupakan proses social yang dalam taraf lanjutan, yang ditandai dengan adanya usaha- usaha mengurangi perbedaan- perbedaan yang terdapat antara orang perorangan atu kelompok- kelompok manusia dan juga mempertinggi kesatuan tindak, sikap dan proses- proses mental dengan memperhatikan kepentingan dan tujuan bersama. Asimilasi adalah suatu penyesuaian atau penyelarasan proses sosial dalm taraf lanjutan yang ditandai dengan adanya usaha – usaha yang dilakukan untuk mengurangi perbedaaan yang terdapat pada orang perorangan atau kelompok. Berikut ini beberapa pendapat ahli tentang asimilasi: • Koentjaraningrat : adanya perbedaan kebudayaan kelompok dan kelompok saling berinteraksi secara langsung dan terus menerus dalam jangka waktu yang lama, sehingga kebudayaan kelompok berubah dan menyesuaikan diri. Dalam proses ini terjadi proses identifikasi diri dengan kepentinagn dan tujuan kelompok. Beberapa bentuk interaksi sosial yang memberikan arah ke satu proses asimilasi antara lain sebagai berikut: 1. Interaksi sosial yang bersifat pendekatan terhadap pihak lain dan berlaku sama bagi pihak lain juga 2. Interaksi sosial yang tidak mengalami halangan atau pembatasan 3. Proses asimilasi dipercepat apabila interaksi sosial bersifat langsung dan primer 4. Frekuensi interaksi sosial yang tinggi dan adanya keseimbangan antara pola – pola asimilasi tersebut Cepat atau lambatnya perwujudaan asimilasi pada perorangan atau kelompok dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor pendorang dan faktor penghambat.  Faktor pendorong terjadinya asimilasi antara lain: 1. Tingkat toleransi seseorang atau kelompok terhadap kelompok lain 2. Kesempatan berimbangnya ekonomi antar individu atau kelompok 3. Sikap menghargai kehadiran orang asing beserta kebudayaannya 4. Sikap terbuka yang dimiliki oleh golongan berkuasa dalam masyarakat 5. Memiliki persamaan historis dan perkembangan unsur – unsur kebudayaan 6. Perkawinan campuarn antar kelompok yang berbeda 7. Kedatangan musuh dari luar yang dipandang mengganggu kelangsungan hidup bersama Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa: asimilasi adalah satu proses sosial yang telah lanjut dan yang ditandai oleh makin kurangnya perbedaan atara individu-individu dan antara kelompok-kelompok, dan makin eratnya persatuan aksi, sikap dan proses mental yang berhubungan dengan dengan kepentingan dan tujuan yang sama. 2. AKULTURASI Akulturasi – adalah proses yang dilakukan kelompok atau masyarakat untuk bereaksi dalam menghubungkan antar-budaya, sementara tetap mempertahankan karakteristik budaya sendiri. Sebagai hasilnya, budaya baru akan muncul, di mana hal itu merupakan hasil dari beberapa fitur budaya yang ada digabungkan, ada yang hilang, dan fitur baru muncul. Berikut ini beberapa pengertian akulturasi menurut para ahli: • Redfield, Linton, Herskovits: Mengemukakan bahwa akulturasi meliputi fenomena yang timbul sebagai hasil, jika kelompok – kelompok manusia yang mempunyai kebudayaan yang berbeda-beda bertemu dan mengadakan kontak secara langsung dan terus-menerus, yang kemudian menimbulkan perubahan dalam pola kebudayaan yang original dari salah satu kelompok atau pada kedua-duanya • Gillin dan Gillin dalam bukunya Cultural Sociologi, Mengemukakan bahwa akulturasi adalah proses dimana masyarakat yang berbeda-beda kebudayaannya menglami perubahan oleh kontak yang lama dan langsung, tetapi dengan tidak sampai kepada percampuran yang komplit dan bulat dari dua kebudayaan itu. • Dr. Koentjaraningrat, mengemukakan bahwa akulturasi adalah proses yang timbul bila suatu kelompok manusia dengan suatu kebudayaan tertentu dihadapkan dengan unsur dari suatu kebudayaan asing yang berbeda sedemikian rupa , sehingga unsur kebudayaan asing itu lambat laun diterima dan diolah ke dalam kebudayaa sendiri, tanpa menyebabkan hilangnya kepribadian kebudayaan sendiri. • Sachary: akulturasi budaya pada dasrnya merupakan pertemuan wahana atau area dua kebudayaan, masing- masing dapat meneriama nilai- nilai bawaannya. Bentuk-bentuk kontak kebudayaan yang dapat menimbulkan proses akulturasi: • Kontak dapat terjadi antara seluruh masyarakat, atau antar bagian-bagian saja dalam masyarakat, atau dapat pula terjadi antar individu-individu dari dua kelompok. • Antar golongan yang bersahabat dan golongan yang bermusuhan • Antar masyarakat yang menguasai dan masyarakat yang dikuasai • Antar masyarakat yang sama besarnya atau antar masyarakat yang berbeda besarnya Antara aspek-aspek yang material dan yang non material dari kebudayaan yang sederhana dengan kebudayaan yang komplek, dan antar kebudayaan yang komplek dengan yang komplek pula Wujud akulturasi tersebut dapat Anda simak pada uraian materi unsur-unsur budaya berikut ini: 1. Bahasa Wujud akulturasi dalam bidang bahasa, dapat dilihat dari adanya penggunaan bahasa sansekerta yang dapat ditemukan sampai sekarang dimana bahasa Sansekerta tersebut memperkaya perbendaharaan bahasa Indonesia. Tetapi untuk perkembangan selanjutnya bahasa Sansekerta di gantikan oleh bahasa Melayu Kuno seperti yang ditemukan pada prasasti peninggalan kerajaan Sriwijaya 7 - 13 M. Sedangkan untuk aksara, dapat dibuktikan dengan adanya penggunaan huruf Pallawa, tetapi kemudian huruf Pallawa tersebut juga berkembang menjadi huruf Jawa Kuno (kawi) dan huruf (aksara) Bali dan Bugis. Hal ini dapat dibuktikan melalui Prasasti Dinoyo (Malang) yang menggunakan huruf Jawa Kuno. 2. Religi/Kepercayaan Sistem kepercayaan yang berkembang di Indonesia sebelum agama Hindu-Budha masuk ke Indonesia adalah kepercayaan yang berdasarkan pada Animisme dan Dinamisme. Dengan masuknya agama Hindu - Budha ke Indonesia, maka masyarakat Indonesia mulai menganut/mempercayai agama-agama tersebut. Tetapi agama Hindu dan Budha yang berkembang di Indonesia sudah mengalami perpaduan dengan kepercayaan Animisme dan Dinamisme, atau dengan kata lain mengalami Sinkritisme. Untuk itu agama Hindu dan Budha yang berkembang di Indonesia, berbeda dengan agama Hindu - Budha yang dianut oleh masyarakat India. Perbedaaan-perbedaan tersebut misalnya dapat Anda lihat dalam upacara ritual yang diadakan oleh umat Hindu atau Budha yang ada di Indonesia. Contohnya, upacara Nyepi yang dilaksanakan oleh umat Hindu Bali, upacara tersebut tidak dilaksanakan oleh umat Hindu di India. 3. Organisasi Sosial Kemasyarakatan Wujud akulturasi dalam bidang organisasi sosial kemasyarakatan dapat Anda lihat dalam organisasi politik yaitu sistem pemerintahan yang berkembang di Indonesia setelah masuknya pengaruh India. Dengan adanya pengaruh kebudayaan India tersebut, maka sistem pemerintahan yang berkembang di Indonesia adalah bentuk kerajaan yang diperintah oleh seorang raja secara turun temurun. Permerintahan Raja di Indonesia ada yang bersifat mutlak dan turun-temurun seperti di India dan ada juga yang menerapkan prinsip musyawarah. Prinsip musyawarah diterapkan terutama apabila raja tidak mempunyai putra mahkota yaitu seperti yang terjadi pada masa berlangsungnya kerajaan Majapahit, dalam hal pengangkatan Wikramawardana. Sumber: http://id.shvoong.com/social-sciences/anthropology/2097802-akulturasi-dan-asimilasi/#ixzz1dCaJTKZd http://digilib.petra.ac.id/img-rep//jiunkpe/s1/desi/2008/jiunkpe-ns-s1-2008-41403120-9441-ketapang_indah-chapter2_6_high.jpg

1 komentar:

  1. Isi artikel ini sudah bagus, namun kelihatannya kurang enak, jadi saran saya coba diberikan space lagi pada setiap optionnya ya...

    Terima kasih atas ilmunya :)

    BalasHapus